
Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan untuk "mengulik" salah satu ponsel yang cukup menyita perhatian di segmen mid-range, yaitu Samsung Galaxy A35 5G. Jujur saja, sejak pertama kali melihatnya, ada semacam rasa penasaran yang muncul. Samsung memang jago dalam memposisikan lini Galaxy A mereka sebagai jembatan antara fitur premium dan harga yang lebih terjangkau. Nah, apakah Galaxy A35 5G ini benar-benar bisa memenuhi ekspektasi tersebut? Mari kita bedah satu per satu, seolah-olah kita sedang ngobrol santai sambil minum kopi.
Pendahuluan: Mengapa Galaxy A35 5G Layak Dilirik?
Setiap kali Samsung merilis seri Galaxy A terbaru, selalu ada harapan besar yang menyertainya. Mereka punya rekam jejak yang cukup kuat dalam menghadirkan ponsel dengan kualitas layar jempolan, desain yang menawan, dan dukungan software jangka panjang. Samsung Galaxy A35 5G ini, di atas kertas, membawa semua DNA tersebut, bahkan dengan beberapa peningkatan signifikan dibanding pendahulunya, Galaxy A34 5G.
Pertama kali mendengar namanya, saya langsung membayangkan sebuah perangkat yang siap bersaing ketat di kelasnya. Dengan persaingan smartphone mid-range yang semakin sengit, di mana setiap merek berlomba-lomba menawarkan spesifikasi paling gahar dengan harga paling miring, Samsung memilih pendekatan yang sedikit berbeda. Mereka fokus pada user experience yang konsisten, fitur-fitur yang benar-benar berguna, dan tentu saja, keandalan merek yang sudah teruji.
Ponsel ini datang dengan janji performa yang lebih baik, kamera yang ditingkatkan, dan yang paling penting, desain yang terasa lebih premium. Apakah semua janji itu ditepati? Mari kita mulai petualangan kita dalam menelaah lebih dalam Samsung Galaxy A35 5G ini. Dari genggaman pertama hingga performa harian, saya akan mencoba memberikan gambaran yang seobjektif mungkin, namun tetap dengan sentuhan personal layaknya bercerita pengalaman sendiri.
Desain & Build Quality: Sentuhan Kaca yang Bikin Pangling
Jika ada satu hal yang langsung mencuri perhatian saya dari Samsung Galaxy A35 5G, itu adalah desainnya. Jujur, rasanya seperti memegang ponsel yang harganya jauh di atas kelasnya. Rahasianya? Penggunaan material kaca di bagian belakang! Ya, Anda tidak salah dengar. Samsung akhirnya membawa material kaca ke seri A3x, setelah sebelumnya selalu mengandalkan plastik. Ini adalah upgrade yang sangat saya apresiasi.
Begitu digenggam, sensasi premium-nya langsung terasa. Bagian belakangnya yang terbuat dari Gorilla Glass Victus+ memberikan kesan kokoh dan mewah, jauh dari kesan "murahan" yang kadang melekat pada ponsel mid-range. Meskipun bingkainya masih menggunakan material plastik, polesannya dibuat matte sehingga tidak licin dan tetap nyaman digenggam.
Yang menarik lagi adalah apa yang Samsung sebut sebagai "Key Island". Ini adalah tonjolan kecil di sisi kanan bingkai yang menampung tombol volume dan tombol power. Meskipun terlihat sederhana, desain ini memberikan sentuhan ergonomi yang unik, membuat tombol-tombol tersebut lebih mudah dijangkau dan terasa lebih responsif. Saya pribadi suka detail kecil seperti ini karena menunjukkan perhatian Samsung terhadap user experience.
Dimensinya sendiri terasa pas di tangan, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Beratnya sekitar 209 gram, yang mungkin terasa sedikit "berat" bagi sebagian orang, tapi bagi saya justru menambah kesan solid dan tidak ringkih. Desain kamera belakang yang tiga lensa vertikal tanpa modul besar juga memberikan tampilan yang bersih dan modern.
Tak hanya soal estetika, ketahanan ponsel ini juga patut diacungi jempol. Dengan sertifikasi IP67, Samsung Galaxy A35 5G ini tahan terhadap debu dan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit. Ini adalah fitur yang sangat berharga, apalagi bagi Anda yang sering beraktivitas di luar ruangan atau punya kebiasaan ceroboh seperti saya (sering ketumpahan air minum). Fitur IP67 ini adalah salah satu selling point kuat yang jarang ditemukan di ponsel mid-range lain di rentang harga yang sama. Singkatnya, desain dan build quality A35 5G ini berhasil membuat saya terkesan. Ini adalah langkah maju yang signifikan dari Samsung.
Layar: Visual Spektakuler ala Samsung
Bicara soal Samsung, rasanya tidak lengkap kalau tidak membahas layarnya. Dan di Samsung Galaxy A35 5G ini, layar adalah salah satu bintang utamanya. Ponsel ini dibekali panel Super AMOLED berukuran 6.6 inci dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan refresh rate 120Hz. Kombinasi ini menjamin pengalaman visual yang memanjakan mata.
Warna yang dihasilkan layar AMOLED Samsung memang tidak pernah mengecewakan. Kontrasnya tajam, warna hitamnya pekat sempurna, dan reproduksi warnanya sangat akurat. Menonton video di YouTube atau Netflix, melihat-lihat foto di galeri, hingga sekadar browsing media sosial terasa sangat menyenangkan. Detail gambar terlihat jelas, dan warnanya benar-benar "keluar".
Refresh rate 120Hz juga memberikan fluiditas yang luar biasa saat scrolling atau bermain game. Transisi antar aplikasi terasa mulus, animasi terlihat lebih responsif, dan pengalaman keseluruhan jadi terasa lebih cepat. Setelah terbiasa dengan 120Hz, kembali ke 60Hz rasanya seperti berjalan di lumpur. Fitur ini memang wajib ada di ponsel mid-range saat ini.
Kecerahan layarnya juga patut diacungi jempol. Dengan peak brightness hingga 1000 nits, layar Galaxy A35 5G tetap terlihat jelas meskipun digunakan di bawah terik matahari langsung. Ini penting banget bagi saya yang sering beraktivitas di luar ruangan. Tidak ada lagi drama menyipitkan mata atau mencari tempat teduh hanya untuk membaca pesan.
Proteksi layarnya juga sudah ditingkatkan. Sama seperti bagian belakangnya, layar Galaxy A35 5G juga dilapisi Gorilla Glass Victus+. Ini berarti layar ponsel Anda akan lebih tahan terhadap goresan dan benturan ringan. Meskipun demikian, saya tetap merekomendasikan untuk memasang pelindung layar tambahan demi keamanan maksimal.
Satu-satunya "catatan" kecil mungkin ada pada desain punch-hole di bagian tengah atas layar untuk kamera depan. Meskipun tidak mengganggu secara signifikan, beberapa pesaing sudah beralih ke desain notch yang lebih kecil atau bahkan kamera di bawah layar (meskipun masih jarang di kelas ini). Namun, ini lebih ke preferensi pribadi dan tidak mengurangi kualitas layar secara keseluruhan. Secara garis besar, layar Samsung Galaxy A35 5G adalah salah satu yang terbaik di kelasnya, memberikan pengalaman visual yang immersive dan memuaskan.
Performa & Hardware: Exynos 1380 yang Terbukti Tangguh
Sekarang kita masuk ke bagian jeroan, alias performa dan hardware. Samsung Galaxy A35 5G ditenagai oleh chipset Exynos 1380, yang sama dengan yang digunakan pada Galaxy A54 tahun lalu. Ini adalah keputusan yang cukup menarik dari Samsung, karena Exynos 1380 sendiri sudah terbukti menjadi chipset yang cukup andal di kelas mid-range.
Secara spesifikasi, Exynos 1380 ini dibangun di atas arsitektur 5nm, dengan konfigurasi octa-core yang terdiri dari empat core performa tinggi Cortex-A78 dan empat core efisiensi Cortex-A55. Untuk urusan grafis, ada GPU Mali-G68 MP5. Dikombinasikan dengan RAM hingga 8GB dan penyimpanan internal hingga 256GB (yang bisa diperluas dengan microSD hingga 1TB), Galaxy A35 5G ini siap menghadapi berbagai tugas harian.
Dalam penggunaan sehari-hari, performa Samsung Galaxy A35 5G terasa sangat mulus. Membuka dan menutup aplikasi, berpindah antar aplikasi, browsing, hingga multitasking terasa lancar tanpa hambatan berarti. Saya tidak merasakan adanya lag atau stutter yang mengganggu. Pengalaman user interface One UI yang ringan juga turut berkontribusi pada kelancaran ini.
Bagaimana dengan gaming? Ini sering jadi pertanyaan krusial. Saya mencoba beberapa game populer seperti Mobile Legends, Genshin Impact, dan PUBG Mobile. Untuk Mobile Legends dan PUBG Mobile, Galaxy A35 5G mampu menjalankannya dengan sangat baik pada pengaturan grafis tinggi dan frame rate stabil. Pengalaman gaming terasa responsif dan menyenangkan.
Namun, untuk game yang lebih berat seperti Genshin Impact, Anda mungkin perlu sedikit menurunkan pengaturan grafis untuk mendapatkan frame rate yang lebih konsisten. Pada pengaturan tertinggi, masih bisa dimainkan, tapi akan ada sedikit frame drop sesekali. Ini wajar, mengingat Exynos 1380 memang bukan chipset khusus gaming kelas atas. Tapi secara keseluruhan, untuk casual gaming hingga medium gaming, performa Galaxy A35 5G sudah lebih dari cukup.
Sistem pendinginnya juga lumayan efektif. Setelah sesi gaming yang cukup panjang, ponsel memang terasa hangat, tapi tidak sampai panas yang mengkhawatirkan atau menyebabkan throttling performa yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa Samsung sudah melakukan optimasi yang baik antara chipset dan sistem pendingin.
Konektivitasnya juga lengkap. Tentu saja, sesuai namanya, sudah mendukung jaringan 5G untuk kecepatan internet super cepat. Ada juga Wi-Fi 6, Bluetooth 5.3, NFC untuk pembayaran nirkabel, dan port USB-C. Sensor sidik jari di bawah layar juga responsif dan akurat. Secara keseluruhan, performa dan hardware yang ditawarkan Samsung Galaxy A35 5G sudah sangat memadai untuk sebagian besar pengguna di tahun 2024.
Kamera: OIS Bikin Hasil Jepretan Makin Stabil
Ini dia salah satu segmen yang selalu menarik untuk dibahas pada setiap smartphone: kamera. Samsung Galaxy A35 5G dibekali konfigurasi tiga kamera di bagian belakang. Yang paling utama adalah kamera utama 50MP dengan aperture f/1.8 dan yang paling penting, fitur Optical Image Stabilization (OIS). Kemudian ada kamera ultrawide 8MP (f/2.2) dan kamera makro 5MP (f/2.4). Untuk selfie, ada kamera depan 13MP (f/2.2).
Mari kita bahas kamera utamanya terlebih dahulu. Keberadaan OIS adalah sebuah game changer di kelas ini. OIS membantu menstabilkan gambar, terutama saat kondisi cahaya kurang ideal atau saat Anda mengambil foto dengan tangan bergetar. Hasilnya? Foto yang lebih tajam, lebih jelas, dan minim blur. Di siang hari dengan cahaya melimpah, kamera 50MP ini mampu menghasilkan foto dengan detail yang kaya, warna yang akurat, dan rentang dinamis yang baik. Samsung memang punya ciri khas dalam memproses warna yang sedikit vibrant, tapi masih terlihat natural dan enak dipandang.
Saat kondisi cahaya redup atau malam hari, OIS benar-benar menunjukkan keunggulannya. Foto-foto yang saya ambil di malam hari masih terlihat cukup terang, dengan noise yang terkontrol dengan baik. Mode malamnya juga bekerja efektif dalam mengangkat detail di area gelap tanpa membuat foto terlihat artifisial. Dibandingkan dengan ponsel tanpa OIS di kelas yang sama, hasil low light Galaxy A35 5G jelas unggul.
Kamera ultrawide 8MP-nya cukup standar. Baik untuk mengambil foto pemandangan atau arsitektur yang luas, tapi detailnya tidak setajam kamera utama, terutama di kondisi cahaya minim. Distorsi di bagian tepi juga masih terlihat, meskipun sudah diminimalisir oleh software. Sementara itu, kamera makro 5MP-nya lumayan bagus untuk mengambil foto objek dari jarak dekat. Resolusi 5MP memang lebih baik daripada 2MP yang sering kita temui di ponsel mid-range lain, sehingga detail yang terekam sedikit lebih banyak.
Untuk perekaman video, Samsung Galaxy A35 5G mampu merekam hingga resolusi 4K pada 30fps. OIS juga sangat membantu dalam menstabilkan rekaman video, membuat hasil video terlihat lebih sinematik dan tidak terlalu goyang. Ini sangat berguna bagi Anda yang suka membuat konten video pendek atau vlogging. Kualitas audio yang direkam juga cukup jernih.
Kamera depan 13MP-nya juga menghasilkan selfie yang bagus. Detailnya cukup tajam, warna kulit terlihat natural, dan mode potretnya mampu memberikan efek bokeh yang rapi. Cocok untuk Anda yang sering update media sosial atau video call.
Secara keseluruhan, sektor kamera Samsung Galaxy A35 5G ini sangat kompetitif di kelasnya, terutama berkat kehadiran OIS pada kamera utamanya. Ini menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang mencari ponsel mid-range dengan kemampuan fotografi yang bisa diandalkan dalam berbagai kondisi.
Baterai & Pengisian Daya: Daya Tahan Seharian Penuh
Daya tahan baterai adalah salah satu aspek yang paling dicari oleh banyak pengguna smartphone, dan Samsung Galaxy A35 5G tidak mengecewakan dalam hal ini. Ponsel ini dibekali baterai berkapasitas 5000 mAh, yang sudah menjadi standar emas untuk ponsel mid-range saat ini.
Dalam penggunaan normal sehari-hari, seperti browsing, social media, sesekali streaming video, dan sedikit gaming, Galaxy A35 5G mampu bertahan dengan mudah dari pagi hingga malam hari, bahkan seringkali menyisakan daya sekitar 20-30% sebelum tidur. Saya pribadi bisa mendapatkan screen-on time sekitar 7-8 jam, yang menurut saya sudah sangat bagus. Bagi Anda yang memiliki mobilitas tinggi atau tidak selalu punya akses ke charger, daya tahan baterai ini jelas menjadi nilai plus.
Namun, ada satu catatan terkait pengisian daya. Samsung Galaxy A35 5G mendukung pengisian cepat 25W. Ini memang tidak secepat beberapa pesaingnya yang sudah menawarkan 67W atau bahkan 120W, tapi tetap cukup lumayan. Dari kondisi kosong hingga penuh, dibutuhkan waktu sekitar 80-90 menit. Bukan yang tercepat, tapi juga tidak terlalu lambat.
Yang perlu diingat adalah, seperti tren smartphone premium saat ini, Samsung Galaxy A35 5G tidak menyertakan charger di dalam kotak penjualannya. Anda hanya akan mendapatkan kabel USB-C ke USB-C. Jadi, jika Anda belum memiliki charger 25W yang kompatibel, Anda perlu membelinya secara terpisah. Ini mungkin sedikit merepotkan bagi sebagian orang, tapi di sisi lain, ini juga bisa menjadi langkah Samsung untuk mengurangi limbah elektronik.
Secara keseluruhan, daya tahan baterai Samsung Galaxy A35 5G sangat bisa diandalkan untuk penggunaan seharian penuh. Meskipun kecepatan pengisian dayanya bukan yang tercepat, tapi itu adalah kompromi yang wajar mengingat daya tahan baterai yang impresif.
Software & Fitur Tambahan: One UI yang Matang dan Dukungan Jangka Panjang
Salah satu keunggulan utama Samsung yang seringkali luput dari perhatian adalah software-nya. Samsung Galaxy A35 5G menjalankan One UI 6.1 berbasis Android 14 saat pertama kali dirilis. One UI adalah interface Android yang sangat matang, kaya fitur, dan mudah digunakan. Samsung telah melakukan banyak optimasi untuk memastikan pengalaman pengguna yang mulus dan intuitif.
Saya pribadi sangat menyukai One UI. Desainnya bersih, ikonnya konsisten, dan navigasinya sangat mudah. Ada banyak fitur kustomisasi yang bisa Anda utak-atik, mulai dari tema, font, hingga tata letak home screen. Fitur multitasking seperti split-screen dan pop-up view juga bekerja dengan sangat baik, memungkinkan Anda untuk bekerja atau bermain dengan lebih efisien.
Yang paling menonjol dari sisi software adalah komitmen Samsung terhadap pembaruan. Samsung Galaxy A35 5G dijanjikan akan mendapatkan 4 kali pembaruan versi Android dan 5 tahun pembaruan keamanan. Ini adalah janji yang luar biasa di kelas mid-range. Artinya, ponsel ini akan tetap relevan dan aman untuk waktu yang sangat lama, memberikan value yang lebih tinggi bagi pengguna. Anda tidak perlu khawatir ponsel Anda akan ketinggalan zaman dalam waktu singkat.
Fitur keamanan juga menjadi prioritas. Selain sensor sidik jari di bawah layar yang cepat dan akurat, ada juga fitur pengenalan wajah. Samsung Knox, platform keamanan berlapis dari Samsung, juga hadir untuk melindungi data pribadi Anda dari ancaman siber.
Fitur tambahan lainnya termasuk speaker stereo yang menghasilkan suara jernih dan cukup lantang untuk menikmati multimedia. Meskipun tidak se-premium speaker flagship, tapi sudah lebih dari cukup untuk penggunaan sehari-hari. Haptik atau vibration feedback juga terasa responsif dan memberikan feel yang baik saat mengetik atau menerima notifikasi.
Integrasi dengan ekosistem Samsung juga menjadi nilai tambah jika Anda sudah memiliki perangkat Samsung lainnya, seperti earbuds Galaxy Buds atau smartwatch Galaxy Watch. Fitur seperti Quick Share untuk berbagi file antar perangkat Samsung atau SmartThings untuk mengontrol perangkat smart home semakin meningkatkan user experience.
Secara keseluruhan, software One UI pada Samsung Galaxy A35 5G sangat memuaskan. Ini adalah interface yang stabil, kaya fitur, dan yang terpenting, didukung oleh komitmen pembaruan jangka panjang dari Samsung, menjamin relevansi ponsel ini hingga bertahun-tahun ke depan.
Kelebihan & Kekurangan: Jujur Apa Adanya
Setiap ponsel pasti punya sisi terang dan sisi gelapnya. Berikut adalah rangkuman kelebihan dan kekurangan Samsung Galaxy A35 5G berdasarkan pengalaman saya:
Kelebihan:
- Desain Premium dengan Material Kaca: Ini adalah peningkatan besar yang membuat ponsel terasa jauh lebih mahal dari harganya. Gorilla Glass Victus+ di depan dan belakang adalah bonus.
- Sertifikasi IP67: Tahan air dan debu adalah fitur yang sangat berharga dan jarang ditemukan di mid-range. Memberikan ketenangan pikiran.
- Layar Super AMOLED 120Hz yang Fantastis: Warna cerah, kontras tajam, refresh rate mulus, dan kecerahan tinggi. Salah satu yang terbaik di kelasnya.
- Kamera Utama dengan OIS: Menghasilkan foto dan video yang stabil dan tajam, terutama di kondisi low light.
- Dukungan Software Jangka Panjang: 4 kali pembaruan OS dan 5 tahun keamanan adalah komitmen yang luar biasa, meningkatkan value jangka panjang.
- Daya Tahan Baterai Seharian Penuh: Baterai 5000 mAh yang sangat bisa diandalkan.
- Performa Exynos 1380 yang Andal: Cukup kuat untuk multitasking dan gaming kasual hingga menengah.
- Speaker Stereo: Memberikan pengalaman audio yang lebih immersive.
Kekurangan:
- Bezel Layar yang Masih Cukup Tebal: Terutama di bagian bawah (chin), terasa sedikit ketinggalan zaman dibandingkan beberapa pesaing.
- Kecepatan Pengisian Daya 25W: Tidak buruk, tapi bukan yang tercepat. Pesaing banyak yang menawarkan lebih tinggi.
- Tidak Ada Charger di Dalam Kotak: Pengguna harus membeli terpisah, menambah biaya awal.
- Kamera Ultrawide dan Makro Standar: Meskipun 5MP makro lebih baik dari 2MP, keduanya tidak seistimewa kamera utama.
- Performa Gaming Berat Tidak Superior: Untuk game paling berat, perlu sedikit penyesuaian grafis.
Perbandingan dengan Handphone Lain di Kelasnya: Siapa Pesaing Terdekat?
Di segmen mid-range, persaingan memang sangat ketat. Samsung Galaxy A35 5G ini bersaing langsung dengan beberapa nama besar dan pendatang baru yang agresif. Mari kita lihat beberapa di antaranya:
-
Samsung Galaxy A34 5G: Ini adalah pendahulunya. A35 5G jelas lebih unggul dalam hal desain (kaca vs plastik), proteksi layar (Victus+ vs Gorilla Glass 5), dan sedikit peningkatan di kamera utama (50MP vs 48MP, meskipun keduanya OIS). Performa chipset kurang lebih sama (A34 pakai Dimensity 1080, A35 pakai Exynos 1380, yang kinerjanya setara atau sedikit di atas). Jika Anda mencari upgrade signifikan, A35 5G adalah pilihan logis.
-
Samsung Galaxy M55 5G: Ini adalah saudaranya dari seri M. M55 seringkali menawarkan spesifikasi yang lebih "gila" di beberapa aspek, seperti chipset Snapdragon 7 Gen 1 yang lebih bertenaga, kamera depan 50MP, dan pengisian daya 45W. Namun, M55 biasanya tidak memiliki sertifikasi IP rating, dan build quality-nya mungkin tidak se-premium A35 5G (seringkali masih plastik penuh). Jika raw power dan fast charging adalah prioritas, M55 bisa jadi alternatif, tapi jika durabilitas dan premium feel lebih penting, A35 5G unggul.
-
Redmi Note Series (misal Redmi Note 13 Pro 5G): Xiaomi, dengan lini Redmi Note-nya, selalu menjadi pesaing berat. Mereka seringkali unggul dalam kecepatan charging yang sangat cepat (hingga 120W) dan chipset yang mungkin menawarkan benchmark lebih tinggi di harga yang sama. Kamera mereka juga seringkali memiliki resolusi yang sangat tinggi (misal 200MP). Namun, Redmi Note seringkali "kalah" di build quality (jarang ada IP rating dan material kaca di harga setara), software experience (MIUI sering dianggap lebih berat dan iklan), serta komitmen update software jangka panjang.
-
Realme dan POCO: Merek-merek ini juga menawarkan spesifikasi yang menggiurkan dengan harga agresif, seringkali fokus pada performa gaming dan fast charging. Namun, seperti Xiaomi, mereka seringkali berkompromi pada build quality, software experience yang lebih "mentah", dan dukungan update yang tidak sepanjang Samsung.
Secara umum, Samsung Galaxy A35 5G menonjolkan diri dengan kombinasi desain premium, durabilitas (IP67), layar superior, kamera OIS yang andal, dan yang paling penting, dukungan software jangka panjang yang memberikan ketenangan pikiran. Jika Anda mencari ponsel yang seimbang, tahan banting, dan punya value jangka panjang, A35 5G adalah pilihan yang sangat kuat, meskipun mungkin tidak selalu unggul dalam raw power atau kecepatan charging dibandingkan beberapa pesaingnya. Ini adalah ponsel yang fokus pada user experience yang menyeluruh, bukan sekadar adu spesifikasi di atas kertas.
Kesimpulan & Rekomendasi Penggunaan: Untuk Siapa Galaxy A35 5G Ini?
Setelah mengulik Samsung Galaxy A35 5G ini dari berbagai sisi, saya bisa menyimpulkan bahwa ponsel ini adalah paket yang sangat komprehensif di kelas mid-range. Samsung berhasil menghadirkan smartphone yang terasa premium, punya fitur-fitur penting yang bekerja dengan baik, dan yang paling penting, memberikan ketenangan pikiran berkat durabilitas dan dukungan software jangka panjang.
Jadi, untuk siapa Samsung Galaxy A35 5G ini cocok?
- Pengguna yang Mengutamakan Durabilitas dan Desain Premium: Jika Anda mencari ponsel mid-range yang terasa kokoh, tahan air dan debu (IP67), serta punya tampilan yang stylish dengan material kaca, A35 5G adalah pilihan yang sangat tepat. Ini cocok untuk Anda yang sering beraktivitas di luar atau ingin ponsel yang tidak ringkih.
- Pecinta Konten Multimedia: Dengan layar Super AMOLED 120Hz yang cemerlang dan speaker stereo, ponsel ini sempurna untuk Anda yang gemar streaming film, menonton video YouTube, atau mendengarkan musik.
- Pengguna yang Sering Berfoto dan Membuat Video: Kamera utama dengan OIS adalah selling point besar. Jika Anda sering mengabadikan momen, baik siang maupun malam, dan membutuhkan hasil yang stabil dan jernih, Galaxy A35 5G tidak akan mengecewakan.
- Mereka yang Mencari Ponsel Jangka Panjang: Dengan janji 4x update Android dan 5 tahun security update, ponsel ini sangat ideal bagi Anda yang tidak ingin sering ganti ponsel dan ingin perangkatnya tetap relevan serta aman untuk bertahun-tahun ke depan.
- Pengguna Ekosistem Samsung: Jika Anda sudah memiliki perangkat Samsung lain, integrasi One UI dan fitur seperti SmartThings akan membuat pengalaman Anda lebih mulus.
Apakah price-to-value HP ini worth it?
Menurut saya, ya, price-to-value Samsung Galaxy A35 5G ini sangat worth it. Meskipun mungkin ada ponsel lain yang menawarkan chipset sedikit lebih ngebut atau fast charging super kilat di rentang harga yang sama, Galaxy A35 5G menawarkan paket yang lebih seimbang dan matang. Anda mendapatkan desain dan build quality yang premium, layar yang luar biasa, kamera yang andal dengan OIS, daya tahan baterai yang baik, dan yang terpenting, dukungan software jangka panjang yang memberikan nilai investasi yang tinggi.
Ponsel ini mungkin bukan untuk gamer garis keras yang selalu mencari frame rate tertinggi di game paling berat, atau bagi mereka yang butuh charger penuh dalam 15 menit. Tapi untuk sebagian besar pengguna yang mencari smartphone sehari-hari yang dapat diandalkan, nyaman digunakan, punya tampilan menawan, dan tidak mudah rusak, Samsung Galaxy A35 5G adalah salah satu rekomendasi teratas di kelasnya. Ini adalah ponsel yang bisa menemani Anda dalam jangka waktu yang lama, tanpa membuat Anda merasa ketinggalan zaman.
Bagaimana pendapat Anda tentang Samsung Galaxy A35 5G ini? Apakah Anda sudah punya pengalaman menggunakannya? Bagikan opini dan pengalaman Anda di kolom komentar di bawah ini!