Posted on Leave a comment

Menguak Misteri Infinix Zero 30: Sebuah Perjalanan Pengalaman Pribadi dengan Sang Penantang Serius di Kelas Menengah

Advertisement

Halo semuanya! Sebagai seorang tech enthusiast yang selalu penasaran dengan gebrakan baru di dunia smartphone, saya akui ada satu merek yang belakangan ini sukses mencuri perhatian saya: Infinix. Dulu mungkin banyak yang meremehkan, tapi kini Infinix seolah ingin membuktikan bahwa mereka bukan lagi sekadar ‘pemain baru’ yang cuma modal harga murah. Dan di antara semua lini produk mereka, ada satu ponsel yang benar-benar membuat saya terkesima dan akhirnya memutuskan untuk menjajalnya langsung: Infinix Zero 30.

Jujur saja, ekspektasi saya di awal tidak terlalu tinggi. Namun, setelah menghabiskan waktu yang cukup lama bersama ponsel ini, saya harus akui bahwa Infinix Zero 30 ini punya banyak sekali hal menarik untuk ditawarkan, bahkan mungkin lebih dari yang saya bayangkan. Dari desainnya yang mencolok, layarnya yang memukau, performanya yang ngebut, hingga kameranya yang punya ambisi besar. Nah, dalam artikel review panjang ini, saya akan ajak kamu menyelami setiap sudut Infinix Zero 30, berbagi pengalaman pribadi saya, dan mencoba menjawab pertanyaan krusial: apakah ponsel ini layak jadi pilihan kamu? Yuk, kita mulai petualangan ini!

Desain & Build Quality: Sentuhan Premium yang Menggoda Mata

Begitu pertama kali saya memegang Infinix Zero 30, kesan pertama yang langsung muncul adalah “Wah, ini beda!” Infinix sepertinya benar-benar ingin tampil beda dan keluar dari bayang-bayang desain generik. Saya mendapatkan varian warna Golden Hour dengan material vegan leather di bagian belakangnya. Jujur, sentuhan vegan leather ini bukan cuma soal estetika, tapi juga ergonomi. Ponsel jadi terasa lebih nyaman digenggam, tidak licin, dan yang paling penting, bebas noda sidik jari! Ini penting banget buat saya yang sering merasa risih dengan jejak-jejak sidik jari di bodi ponsel glossy.

Selain varian vegan leather, ada juga varian lain dengan bodi kaca yang glossy, yang mungkin lebih cocok buat kamu yang suka tampilan mewah dan reflektif. Tapi bagi saya, vegan leather ini adalah statement yang kuat dari Infinix. Modul kameranya didesain cukup besar dan menonjol, dengan dua lingkaran lensa yang dominan, memberikan kesan profesional dan premium. Meskipun besar, penempatannya cukup strategis sehingga tidak terlalu mengganggu saat ponsel diletakkan di meja.

Bagian depan, kita disambut dengan layar curved atau melengkung. Ini adalah fitur yang biasanya kita temukan di ponsel-ponsel flagship atau setidaknya kelas atas, jadi melihatnya di Infinix Zero 30 ini benar-benar memberikan kesan mewah yang tak terduga. Bezelnya sangat tipis, dan punch-hole kamera depan diletakkan di tengah atas, membuatnya terlihat simetris dan modern.

Secara keseluruhan, build quality Infinix Zero 30 terasa solid dan kokoh. Infinix juga memberikan sertifikasi IP53, yang berarti ponsel ini tahan terhadap cipratan air dan debu. Tentu saja, ini bukan berarti kamu bisa berenang dengan ponsel ini, tapi setidaknya memberikan rasa aman ekstra saat kehujanan atau terkena percikan air tak sengaja. Dengan dimensi 164.5 x 75 x 7.9 mm dan bobot sekitar 185 gram, ponsel ini terasa pas di tangan, tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, nyaman untuk penggunaan sehari-hari maupun saat menonton konten multimedia. Desain Infinix Zero 30 ini memang jadi salah satu daya tarik utamanya, dan saya yakin banyak yang setuju dengan saya soal ini.

Layar: Visual Spektakuler yang Memanjakan Mata

Nah, ini dia salah satu aspek yang paling membuat saya jatuh cinta dengan Infinix Zero 30: layarnya! Ponsel ini dibekali panel AMOLED berukuran 6.78 inci dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2400 piksel). Sebagai pecinta konten multimedia dan sesekali gamer, layar adalah segalanya bagi saya. Dan Zero 30 tidak mengecewakan sama sekali.

Menguak Misteri Infinix Zero 30: Sebuah Perjalanan Pengalaman Pribadi dengan Sang Penantang Serius di Kelas Menengah

Advertisement

Warna yang dihasilkan sangat vibrant, kontrasnya tinggi, dan hitamnya pekat sempurna khas AMOLED. Pengalaman menonton film atau serial favorit jadi jauh lebih imersif. Detailnya tajam, dan visualnya benar-benar memanjakan mata. Tapi yang paling gila adalah refresh rate-nya yang mencapai 144Hz! Iya, kamu tidak salah dengar, 144Hz di ponsel kelas menengah. Ini adalah angka yang bahkan banyak ponsel flagship pun belum tentu punya.

Dengan refresh rate setinggi itu, scrolling di antarmuka, berpindah aplikasi, atau bermain game yang mendukung frame rate tinggi terasa super mulus, responsif, dan buttery smooth. Sensasi gesernya itu lho, benar-benar beda dan bikin nagih. Saya yang biasanya sudah terbiasa dengan 90Hz atau 120Hz pun masih bisa merasakan perbedaan signifikan dengan 144Hz ini. Apalagi buat kamu yang belum pernah merasakan refresh rate tinggi, siap-siap kaget dan tidak mau balik lagi ke layar 60Hz.

Kecerahan layarnya juga patut diacungi jempol. Dengan peak brightness hingga 950 nits, layar Infinix Zero 30 tetap terlihat jelas bahkan saat digunakan di bawah terik matahari langsung. Ini penting banget buat saya yang sering beraktivitas di luar ruangan. Perlindungan layar juga sudah menggunakan Corning Gorilla Glass 5, memberikan ketahanan ekstra terhadap goresan dan benturan ringan. Layar curved yang saya sebutkan di bagian desain juga menambah nilai estetika dan imersi visual, meskipun ada beberapa orang yang mungkin tidak terlalu suka dengan layar melengkung karena potensi sentuhan tidak sengaja atau sedikit distorsi di tepi. Namun, bagi saya, ini justru menambah kesan premium. Singkatnya, layar Infinix Zero 30 ini adalah salah satu yang terbaik di kelasnya, bahkan mungkin bisa bersaing dengan ponsel di kelas yang lebih tinggi.

Baca juga:  Mengulik Lebih Dalam: Review Jujur Samsung Galaxy A34, Mid-Range Idaman?

Performa & Hardware: Gahar di Setiap Lini

Sekarang kita bicara soal jeroan. Di balik desain menawan dan layar memukau, Infinix Zero 30 ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 8020. Chipset ini dibangun di atas arsitektur 6nm, yang menjanjikan efisiensi daya sekaligus performa yang mumpuni. Dipadukan dengan RAM LPDDR4X hingga 12GB (plus fitur Extended RAM hingga 9GB, jadi total bisa 21GB!) dan penyimpanan internal UFS 3.1 hingga 256GB, kombinasi ini benar-benar menjadikan Infinix Zero 30 sebagai monster performa di kelas menengah.

Dalam penggunaan sehari-hari, ponsel ini terasa sangat responsif dan cepat. Membuka aplikasi, berpindah antar aplikasi yang banyak sekaligus, browsing dengan puluhan tab, semuanya berjalan mulus tanpa hambatan. Multitasking adalah makanan sehari-hari bagi Zero 30 ini. Saya sering membuka berbagai aplikasi media sosial, YouTube, email, dan browser secara bersamaan, dan ponsel ini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda lag atau stutter.

Bagaimana dengan gaming? Ini adalah bagian yang paling saya tunggu-tunggu. Saya coba beberapa game berat seperti Genshin Impact, Call of Duty Mobile, dan PUBG Mobile. Di Genshin Impact, saya bisa mendapatkan pengaturan grafis medium-high dengan frame rate yang cukup stabil, meskipun sesekali ada drop di area yang sangat padat. Untuk game kompetitif seperti CoDM dan PUBG Mobile, saya bisa menjalankannya dengan setting grafis tertinggi dan frame rate yang mulus, memanfaatkan penuh kemampuan layar 144Hz. Pengalaman bermain game di Infinix Zero 30 ini benar-benar memuaskan, bahkan untuk sesi bermain yang cukup lama, suhu ponsel tetap terjaga dengan baik berkat sistem pendingin yang disematkan.

Benchmark sintetis juga menunjukkan angka yang impresif untuk kelasnya, menempatkan Dimensity 8020 sejajar dengan beberapa chipset kelas atas generasi sebelumnya. Singkatnya, performa Infinix Zero 30 ini lebih dari cukup untuk kebutuhan sebagian besar pengguna, bahkan untuk para gamer kasual hingga semi-hardcore. Ini adalah salah satu poin terkuat yang membuat Infinix Zero 30 sangat menarik di segmen harganya.

Kamera: Ambisi Vlogging di Genggaman Tangan

Infinix Zero 30 sepertinya punya ambisi besar di sektor fotografi dan videografi, terutama untuk konten kreator atau vlogger. Mari kita bedah satu per satu.

Advertisement

Menguak Misteri Infinix Zero 30: Sebuah Perjalanan Pengalaman Pribadi dengan Sang Penantang Serius di Kelas Menengah

Kamera utamanya beresolusi 108MP dengan dukungan Optical Image Stabilization (OIS). Ini adalah fitur krusial yang membantu menjaga foto tetap tajam dan video tetap stabil, terutama dalam kondisi cahaya redup atau saat merekam sambil bergerak. Hasil foto di siang hari dengan kamera utama ini sangat memuaskan. Detailnya tajam, warnanya akurat dan vibrant, serta dynamic range-nya cukup luas. OIS benar-benar membantu mengurangi blur akibat guncangan tangan. Meskipun ada lensa tambahan 13MP ultrawide dan 2MP depth sensor, jujur saja, lensa ultrawide-nya cukup standar dan lensa depth sensor 2MP seringkali hanya sebagai pelengkap saja. Fokus utama Infinix jelas pada lensa 108MP OIS ini.

Tapi yang paling menarik perhatian saya adalah kamera depannya. Infinix Zero 30 dibekali kamera selfie 50MP dengan fitur Auto Focus (AF). Ini adalah fitur yang jarang ditemukan di kamera depan ponsel lain, bahkan di kelas yang lebih tinggi sekalipun. Dengan AF, kamera depan bisa mengunci fokus pada wajah dengan cepat dan akurat, memastikan hasil selfie selalu tajam, baik saat sendirian maupun beramai-ramai. Resolusi 50MP juga berarti detail yang luar biasa untuk foto selfie kamu.

Lebih jauh lagi, kamera depan ini mampu merekam video hingga resolusi 4K pada 60fps! Ini adalah game changer bagi para vlogger atau siapa pun yang sering membuat konten video menggunakan kamera depan. Kualitas videonya sangat baik, dengan detail yang tajam dan stabil berkat fitur stabilisasi elektronik (EIS). Bayangkan, kamu bisa merekam vlog dengan kualitas profesional hanya dengan ponsel ini. Infinix Zero 30 benar-benar ingin menargetkan pasar konten kreator dengan fitur kamera depannya yang superior ini.

Untuk kamera belakang, kemampuan merekam videonya juga tidak kalah menarik. Ia bisa merekam video 4K 60fps dengan stabilisasi OIS, menghasilkan rekaman yang mulus dan jernih. Fitur-fitur kamera lain seperti mode malam, mode potret, dan berbagai filter juga tersedia untuk memaksimalkan kreativitas kamu. Secara keseluruhan, Infinix Zero 30 ini menawarkan pengalaman kamera yang sangat solid, dengan fokus yang jelas pada kualitas video dan kemampuan vlogging yang impresif, terutama di kamera depannya.

Baca juga:  Menjelajah Lebih Dalam dengan Tecno Pova 6 Pro: Sebuah Kisah Pengalaman yang Tak Terduga

Baterai & Pengisian Daya: Tahan Lama, Isi Cepat!

Daya tahan baterai adalah salah satu faktor krusial bagi saya, apalagi dengan gaya hidup yang serba mobile. Infinix Zero 30 dibekali baterai berkapasitas 5000mAh, sebuah angka yang sudah menjadi standar emas di banyak smartphone saat ini. Dengan kapasitas sebesar itu, dipadukan dengan efisiensi daya dari chipset Dimensity 8020 dan optimalisasi software, ponsel ini mampu menemani saya seharian penuh dengan penggunaan sedang hingga intens.

Dalam pengalaman saya, dengan penggunaan campuran seperti browsing, media sosial, streaming video, sesekali gaming, dan mengambil foto, Infinix Zero 30 bisa bertahan sekitar 7-8 jam Screen-on Time (SOT). Ini berarti saya tidak perlu khawatir mencari colokan di tengah hari, bahkan saat beraktivitas di luar rumah. Untuk penggunaan ringan, ponsel ini bahkan bisa bertahan hingga satu setengah hari.

Ketika baterai mulai menipis, Infinix Zero 30 siap dengan solusi pengisian daya yang sangat cepat. Ponsel ini mendukung teknologi 68W Super Charge. Saya coba sendiri, dari kondisi baterai kosong (sekitar 0-5%) hingga penuh 100%, hanya butuh waktu sekitar 40-45 menit saja! Ini benar-benar menghemat waktu dan sangat praktis, terutama saat kamu sedang buru-buru atau lupa mengisi daya semalaman. Hanya dengan mengisi sebentar saat mandi atau sarapan, kamu sudah bisa mendapatkan daya yang cukup untuk beberapa jam ke depan. Fitur ini sangat saya apresiasi, karena baterai besar tanpa pengisian daya cepat akan terasa kurang optimal. Kombinasi baterai 5000mAh dan 68W Super Charge menjadikan Infinix Zero 30 sebagai pilihan yang sangat andal dari segi daya.

Software & Fitur Tambahan: XOS yang Semakin Matang

Advertisement

Infinix Zero 30 berjalan di atas sistem operasi Android 13 yang dilapisi dengan antarmuka khas Infinix, XOS 13. Dulu, XOS mungkin dikenal sebagai UI yang cukup ‘ramai’ dengan banyak bloatware dan notifikasi yang kadang mengganggu. Namun, saya harus akui bahwa XOS 13 di Infinix Zero 30 ini terasa jauh lebih matang dan ringan.

Antarmukanya lebih bersih, animasinya mulus, dan navigasinya intuitif. Infinix juga telah mengurangi jumlah bloatware, meskipun masih ada beberapa aplikasi pre-installed yang mungkin tidak semua orang butuhkan. Untungnya, sebagian besar aplikasi ini bisa di-uninstall atau dinonaktifkan. Fitur-fitur kustomisasi yang ditawarkan XOS juga cukup beragam, memungkinkan kamu untuk mempersonalisasi tampilan ponsel sesuai selera. Ada berbagai tema, font, dan opsi gestur yang bisa diatur.

Untuk fitur tambahan, Infinix Zero 30 juga dilengkapi dengan beberapa hal menarik. Ada in-display fingerprint scanner yang responsif dan akurat untuk membuka kunci ponsel. Stereo speakers-nya menghasilkan suara yang cukup lantang dan jernih, meningkatkan pengalaman multimedia saat menonton film atau bermain game tanpa earphone. Ada juga fitur NFC, yang sangat berguna untuk pembayaran digital atau cek saldo e-money. Sinyal 5G juga sudah didukung penuh, memastikan konektivitas yang super cepat di area yang terjangkau.

Meskipun XOS 13 sudah lebih baik, Infinix masih punya pekerjaan rumah dalam hal update software dan patch keamanan secara berkala. Ini adalah area di mana merek-merek lain seringkali lebih unggul. Namun, untuk pengalaman penggunaan sehari-hari, XOS 13 di Infinix Zero 30 ini terasa nyaman dan fungsional.

Kelebihan & Kekurangan: Jujur Apa Adanya

Setelah sekian lama menggunakan Infinix Zero 30, saya bisa merangkum beberapa kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan Infinix Zero 30:

  • Desain Premium dan Build Quality Solid: Layar curved, material vegan leather (di varian tertentu), dan sertifikasi IP53 memberikan kesan mewah dan kokoh.
  • Layar AMOLED 144Hz yang Luar Biasa: Visual yang memukau, warna akurat, dan refresh rate super mulus menjadikan pengalaman multimedia dan gaming sangat imersif.
  • Performa Gahar dari Dimensity 8020: Mampu melibas game berat dan multitasking dengan sangat lancar tanpa lag.
  • Kamera Depan 50MP AF dengan Video 4K 60fps: Ini adalah salah satu fitur terbaiknya, sangat cocok untuk vlogger dan pecinta selfie dengan kualitas profesional.
  • Baterai 5000mAh dengan 68W Super Charge: Daya tahan seharian penuh dan pengisian daya super cepat yang hanya butuh waktu singkat.
  • Stereo Speakers dan NFC: Menambah nilai plus untuk pengalaman multimedia dan kepraktisan.

Kekurangan Infinix Zero 30:

  • Kamera Ultrawide dan Makro yang Biasa Saja: Kualitasnya tidak seistimewa kamera utama dan kamera depan, cenderung menjadi pelengkap saja.
  • Bloatware di XOS: Meskipun sudah berkurang, masih ada beberapa aplikasi pre-installed yang mungkin tidak kamu butuhkan.
  • Update Software yang Belum Jelas: Infinix perlu lebih transparan dan konsisten dalam hal update Android dan patch keamanan jangka panjang.
  • Tidak Ada Jack Audio 3.5mm: Bagi sebagian orang yang masih mengandalkan earphone kabel, ini bisa jadi deal-breaker.
  • Ketersediaan Aksesoris: Karena mereknya yang belum sebesar kompetitor, mencari casing atau screen protector pihak ketiga mungkin sedikit lebih sulit.
Baca juga:  Nokia X30: Sebuah Perjalanan Menggali Keindahan Simpel dan Ketahanan ala Nordic

Perbandingan dengan Handphone Lain di Kelasnya: Siapa Lawannya?

Advertisement

Di segmen harga menengah, persaingan memang sangat ketat. Infinix Zero 30 harus berhadapan dengan nama-nama besar seperti POCO, Realme, atau bahkan beberapa varian Samsung Galaxy A-series.

Jika dibandingkan dengan POCO F5 (yang mungkin sedikit lebih mahal), POCO F5 unggul di performa mentah berkat Snapdragon 7+ Gen 2 yang lebih powerful. Namun, Infinix Zero 30 menawarkan layar 144Hz (vs 120Hz di F5), kamera depan yang jauh lebih superior untuk vlogging (50MP AF vs 16MP), dan desain yang terasa lebih premium dengan layar curved.

Melawan Realme 11 Pro+ (yang punya fokus di kamera utama 200MP dan desain premium), Infinix Zero 30 mungkin sedikit di bawah dalam hal resolusi kamera utama, namun ia unggul telak di kamera depan dan performa gaming yang lebih konsisten. Desain keduanya sama-sama premium, Realme dengan material kulit, Infinix dengan opsi vegan leather dan kaca.

Bila dibandingkan dengan Samsung Galaxy A34/A54, Infinix Zero 30 menawarkan performa yang jauh lebih kencang, layar dengan refresh rate lebih tinggi (144Hz vs 120Hz), dan pengisian daya yang super cepat (68W vs 25W). Samsung mungkin unggul di dukungan software yang lebih panjang dan ekosistem yang lebih mapan, serta rating IP yang lebih tinggi. Namun, untuk price-to-performance dan fitur vlogging, Infinix Zero 30 jelas lebih menarik.

Secara garis besar, Infinix Zero 30 menonjolkan diri dengan kombinasi layar super mulus, performa kencang, dan fitur kamera depan yang sangat kuat untuk vlogging. Ia memang tidak sempurna, tapi di titik-titik krusial yang dicari oleh banyak pengguna di kelas menengah, Infinix Zero 30 mampu bersaing ketat bahkan mengungguli beberapa kompetitornya.

Kesimpulan & Rekomendasi Penggunaan: Worth It Gak Sih?

Setelah semua pengalaman yang saya rasakan, jujur saja, Infinix Zero 30 ini adalah paket yang sangat menarik. Ini bukan lagi ponsel Infinix yang dulu cuma jual harga murah tanpa fitur menonjol. Zero 30 ini adalah bukti bahwa Infinix serius ingin naik kelas, dengan menawarkan spesifikasi dan fitur yang kadang kita temukan di ponsel yang harganya jauh lebih mahal.

Jadi, untuk siapa HP ini cocok?

  • Para Gamer: Dengan Dimensity 8020 dan layar 144Hz, ponsel ini adalah surga bagi para gamer yang menginginkan pengalaman bermain yang mulus dan responsif tanpa harus menguras kantong terlalu dalam.
  • Content Creator Pemula/Vlogger: Kamera depan 50MP AF dengan kemampuan rekam 4K 60fps adalah nilai jual yang sangat kuat. Ini adalah ponsel ideal untuk kamu yang ingin memulai karir vlogging atau sekadar sering membuat konten video berkualitas tinggi untuk media sosial.
  • Pecinta Multimedia: Layar AMOLED 144Hz yang indah, didukung speaker stereo, menjadikan Infinix Zero 30 perangkat yang sempurna untuk menonton film, serial, atau video YouTube.
  • Pengguna yang Menginginkan Desain Premium: Layar curved dan opsi bodi vegan leather memberikan sentuhan kemewahan yang sulit ditemukan di harga yang sama.
  • Pengguna yang Butuh Baterai Tahan Lama & Fast Charging: Kombinasi 5000mAh dan 68W Super Charge menjamin ponsel ini selalu siap menemani aktivitas kamu.

Apakah price-to-value HP ini worth it?

Menurut saya, ya, sangat worth it! Infinix Zero 30 menawarkan spesifikasi yang sangat solid di hampir semua lini, mulai dari desain, layar, performa, hingga kamera, dengan harga yang sangat kompetitif. Kamu mendapatkan banyak fitur premium di kelas menengah yang biasanya hanya ada di ponsel mahal. Tentu saja, ada beberapa kompromi kecil, tapi secara keseluruhan, Infinix Zero 30 berhasil memberikan pengalaman pengguna yang melebihi ekspektasi harganya.

Jika kamu mencari smartphone kelas menengah yang punya performa gahar untuk gaming, layar super mulus, desain premium, dan kamera depan yang istimewa untuk vlogging, tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam, maka Infinix Zero 30 adalah pilihan yang sangat layak untuk dipertimbangkan. Ini adalah salah satu ponsel yang sukses membuat saya berpikir, "Wah, Infinix sudah sejauh ini ya?"

Advertisement

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu punya pengalaman yang sama atau berbeda dengan Infinix Zero 30 ini? Atau mungkin kamu punya pertanyaan lain tentang ponsel ini? Jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar di bawah ya! Saya penasaran ingin mendengar pendapat dan pengalaman kamu juga. Sampai jumpa di review berikutnya!

Menguak Misteri Infinix Zero 30: Sebuah Perjalanan Pengalaman Pribadi dengan Sang Penantang Serius di Kelas Menengah

Advertisement
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement