Posted on Leave a comment

Menjelajahi Kesejukan Premium yang Terjangkau: Review Mendalam AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series)

Advertisement

Halo teman-teman pembaca setia! Pernahkah kalian merasa gerah tak tertahankan di siang hari yang terik, atau bahkan di malam hari yang pengap? Saya yakin kita semua pernah mengalaminya. Dan di momen-momen seperti itulah, kehadiran sebuah pendingin ruangan (AC) yang handal rasanya seperti anugerah. Nah, beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk mengganti AC lama di rumah dan setelah riset sana-sini, pilihan saya jatuh pada unit AC AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series). Kenapa AUX? Jujur, awalnya saya agak ragu. Merek ini mungkin tidak sepopuler raksasa Jepang atau Korea di telinga banyak orang. Tapi, setelah menyelami berbagai review dan membandingkan spesifikasinya, saya merasa ada sesuatu yang menarik dari seri ini. Dan setelah beberapa bulan menggunakannya, saya merasa harus berbagi pengalaman saya secara mendalam, santai, dan sejujurnya, seperti sedang ngobrol dengan teman lama. Mari kita selami lebih jauh, apakah AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini benar-benar layak jadi pilihan pendingin ruangan di rumah Anda?

Desain dan Build Quality AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series): Kesederhanaan yang Fungsional

Mari kita mulai dari kesan pertama, alias penampakan. Saat pertama kali kotak unit indoor AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) dibuka, saya langsung melihat desainnya yang minimalis dan bersih. Tidak ada embel-embel berlebihan, tidak ada lekukan aneh, atau warna mencolok. Warnanya putih klasik yang menurut saya sangat fleksibel untuk berbagai gaya interior. Unit indoornya cukup ringkas, tidak terlalu memakan tempat, dan penempatannya di dinding kamar terasa pas, tidak mendominasi ruangan.

Bicara soal build quality, saya merasa AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini menawarkan kesan solid yang cukup meyakinkan di kelas harganya. Material plastiknya terasa kokoh, tidak ringkih seperti beberapa AC entry-level yang pernah saya lihat. Finishing-nya rapi, tidak ada celah atau sambungan yang kasar. Ketika panel depannya dibuka untuk membersihkan filter, mekanisme pengunciannya terasa presisi, bukan yang "jeglek" dan khawatir patah. Saya tahu, ini mungkin detail kecil, tapi bagi saya, detail semacam ini menunjukkan perhatian pabrikan terhadap kualitas.

Unit outdoor-nya juga terlihat tangguh. Casing logamnya terasa kuat, mampu melindungi komponen internal dari cuaca ekstrem. Sirip-sirip kondensornya terpasang rapi dan rapat, menunjukkan proses manufaktur yang baik. Memang, tidak ada desain revolusioner di sini, tapi saya rasa AUX tidak mencoba menjadi sesuatu yang tidak mereka perlukan. Mereka fokus pada fungsionalitas dan daya tahan, dan itu tercermin dari build quality yang mereka tawarkan. Intinya, jika Anda mencari AC dengan tampilan yang clean dan understated, yang tidak akan ketinggalan zaman dalam beberapa tahun ke depan, desain AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini sangat cocok. Ia tidak berteriak "mewah", tapi bisik-bisik "andal".

Performa Pendinginan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series): Cepat Dingin, Konsisten, dan Menenangkan

Inilah bagian yang paling penting, bukan? Apa gunanya AC terlihat bagus kalau tidak dingin? Jujur saja, saya cukup terkesan dengan performa pendinginan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini. Kamar saya yang berukuran sekitar 3×4 meter terasa sejuk dengan cepat setelah AC dinyalakan. Saya memilih unit 1 PK (Horsepower), dan itu lebih dari cukup untuk ukuran ruangan tersebut.

Begitu AC dihidupkan, mode "Turbo" atau "Fast Cooling" (tergantung istilah di remot) langsung bekerja keras, mengeluarkan hembusan udara dingin yang kuat. Dalam waktu sekitar 10-15 menit, suhu ruangan sudah turun signifikan ke tingkat yang nyaman. Yang saya suka adalah, setelah mencapai suhu yang diinginkan (misalnya 24 derajat Celsius), AC ini mampu menjaga suhu tersebut dengan sangat konsisten. Tidak ada sensasi "dingin banget lalu tiba-tiba hangat lagi" yang sering saya alami dengan AC lama saya. Ini menunjukkan kompresornya bekerja efisien dalam mempertahankan set point suhu.

Selain kecepatan pendinginan, hal lain yang patut diacungi jempol adalah tingkat kebisingannya. Unit indoor AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini surprisingly hening. Pada kecepatan kipas rendah, suaranya hampir tidak terdengar. Bahkan pada kecepatan medium pun, suaranya hanya berupa desiran angin yang lembut, tidak mengganggu tidur atau konsentrasi saat bekerja. Saya pribadi adalah orang yang cukup sensitif terhadap suara bising saat tidur, dan AC ini berhasil melewati tes tersebut dengan sempurna. Unit outdoor-nya pun tidak terlalu berisik, hanya ada dengungan samar kompresor yang normal, tidak sampai mengganggu tetangga. Ini penting, karena AC yang berisik bisa jadi sumber stres daripada kenyamanan. Performa pendinginan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini benar-benar melebihi ekspektasi saya untuk sebuah AC di segmen "standar".

Menjelajahi Kesejukan Premium yang Terjangkau: Review Mendalam AUX - Standard (FAR3/QCR3 Series)

Advertisement

Daya dan Kehematan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series): Memikirkan Kantong Kita

Salah satu kekhawatiran terbesar saat membeli AC baru adalah tagihan listrik. Apalagi di zaman sekarang, di mana setiap rupiah sangat berarti. Nah, untuk seri AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini, saya merasa cukup lega. Meskipun ini bukan AC inverter (yang notabene lebih hemat listrik di jangka panjang), performa efisiensinya cukup baik untuk kategori standar.

Baca juga:  Mencari Sejuk di Tengah Gerah: Sebuah Review Jujur LG - New Hercules yang Tak Sekadar Dingin

AUX sendiri mengklaim bahwa seri ini dirancang untuk efisiensi energi. Meskipun tidak ada label bintang energi yang setinggi model inverter, saya perhatikan ada beberapa fitur yang mendukung kehematan daya. Misalnya, mode "Eco" atau "Sleep" yang secara otomatis menyesuaikan suhu dan kecepatan kipas untuk mengurangi konsumsi daya saat Anda tidur atau tidak membutuhkan pendinginan maksimal. Saya biasanya menggunakan mode Sleep di malam hari, dan saya merasa cukup puas dengan dampaknya pada tagihan listrik bulanan saya.

Tentu saja, angka pastinya akan sangat bervariasi tergantung penggunaan, ukuran ruangan, dan suhu yang Anda setel. Tapi, berdasarkan pengalaman saya, dengan pemakaian rata-rata 8-10 jam sehari, tagihan listrik saya tidak melonjak drastis dibandingkan sebelumnya. Saya tidak merasakan "kejutan" yang mengerikan di akhir bulan. Ini menunjukkan bahwa meskipun bukan yang paling irit di pasaran, AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini tetap merupakan pilihan yang bijak bagi mereka yang ingin menekan biaya operasional tanpa harus mengorbankan kenyamanan. Keseimbangan antara performa pendinginan dan konsumsi daya ini patut diacungi jempol.

Fitur Utama dari AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series): Simpel tapi Efektif

Meskipun menyandang nama "Standard", AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) tidak pelit dalam urusan fitur. Memang, Anda tidak akan menemukan konektivitas Wi-Fi atau sensor canggih yang mendeteksi keberadaan manusia di ruangan. Tapi, fitur-fitur yang ada sangat fungsional dan relevan untuk penggunaan sehari-hari.

Salah satu fitur yang paling sering saya gunakan adalah mode "Turbo Cooling" atau "Fast Cooling" seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Ini sangat membantu saat Anda baru pulang dari aktivitas di luar yang panas dan ingin segera merasakan kesejukan. Cukup tekan satu tombol, dan AC akan bekerja dengan kekuatan penuh untuk mendinginkan ruangan secepat mungkin.

Kemudian, ada mode "Sleep" yang juga jadi favorit saya. Mode ini tidak hanya menghemat energi, tetapi juga memastikan tidur Anda tidak terganggu. Biasanya, ia akan menaikkan suhu secara bertahap beberapa derajat setelah beberapa jam, mencegah Anda kedinginan di tengah malam. Kombinasi ini membuat tidur lebih nyaman dan nyenyak.

Fitur lain yang standar tapi penting adalah filter udara yang bisa dilepas dan dicuci. Ini krusial untuk menjaga kualitas udara di dalam ruangan dan juga untuk menjaga efisiensi AC itu sendiri. Proses melepas dan memasangnya pun sangat mudah, sehingga saya tidak keberatan melakukannya secara rutin. Remote control-nya juga user-friendly, dengan tombol-tombol yang jelas dan layar LCD yang mudah dibaca. Tidak perlu membaca manual tebal hanya untuk mengoperasikannya.

Beberapa unit dalam seri AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) juga dilengkapi dengan fitur "Self-Diagnosis" yang cukup berguna. Jika ada masalah pada unit, kode error akan ditampilkan di layar, memudahkan teknisi untuk mendiagnosis dan memperbaiki masalah. Ini menunjukkan bahwa AUX memikirkan kemudahan perawatan jangka panjang. Secara keseluruhan, fitur-fitur yang ada pada AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) mungkin tidak "wah" tapi sangat praktis dan memenuhi kebutuhan dasar pendinginan dengan baik. Mereka fokus pada apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna, bukan pada gimmick yang jarang dipakai.

Advertisement

Menjelajahi Kesejukan Premium yang Terjangkau: Review Mendalam AUX - Standard (FAR3/QCR3 Series)

Garansi yang Didukung oleh Pabrikan dan Distributor AUX

Berbicara soal investasi jangka panjang seperti AC, garansi adalah salah satu faktor penentu yang tidak boleh diabaikan. Saya selalu menekankan pentingnya garansi yang jelas dan dukungan purna jual yang baik. Untuk AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series), AUX sebagai pabrikan dan distributor resminya di Indonesia menawarkan jaminan garansi yang cukup kompetitif di pasaran.

Biasanya, garansi yang ditawarkan untuk kompresor AC adalah yang paling lama, mengingat kompresor adalah jantung dari sistem pendingin. Untuk seri ini, umumnya AUX memberikan garansi kompresor hingga 5 tahun, dan garansi suku cadang serta jasa perbaikan selama 1 tahun. Ini adalah standar yang cukup baik, memberikan rasa aman bagi pengguna. Garansi 5 tahun untuk kompresor menunjukkan kepercayaan pabrikan terhadap kualitas komponen utamanya.

Penting untuk selalu memastikan Anda membeli unit dari distributor resmi dan menyimpan bukti pembelian serta kartu garansi. Ini akan sangat membantu jika di kemudian hari Anda membutuhkan klaim garansi. Saya sempat membaca beberapa pengalaman pengguna lain di forum online yang cukup positif mengenai proses klaim garansi AUX, meskipun tentu saja setiap kasus bisa berbeda. Adanya dukungan garansi yang kuat ini menambah nilai plus bagi AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series), terutama bagi mereka yang mencari ketenangan pikiran setelah pembelian.

Service dan Ketersediaan Suku Cadang AUX

Selain garansi, ketersediaan service center dan suku cadang juga menjadi pertimbangan penting. Apa gunanya garansi panjang jika sulit mencari teknisi atau suku cadang? Nah, ini adalah area di mana saya melakukan riset cukup mendalam sebelum memutuskan. AUX, meskipun bukan merek mainstream seperti Daikin atau Panasonic, ternyata memiliki jaringan service center yang lumayan tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

Baca juga:  Menjelajahi Kesejukan Premium: Review Mendalam AC Polytron - Deluxe 2

Mencari teknisi resmi AUX tidak sesulit yang saya bayangkan. Beberapa online marketplace dan direktori juga menunjukkan banyak teknisi independen yang familiar dengan merek AUX. Ini adalah pertanda baik, karena berarti unit ini tidak terlalu eksotis sehingga sulit diperbaiki.

Untuk ketersediaan suku cadang, saya belum pernah mengalami kerusakan serius yang membutuhkan penggantian suku cadang besar. Namun, dari penelusuran di berbagai platform e-commerce dan toko spare part AC, komponen-komponen umum seperti kapasitor, sensor, atau bahkan remote control pengganti untuk AUX cukup mudah ditemukan. Ini menunjukkan bahwa ekosistem suku cadangnya lumayan terbentuk. Tentu saja, untuk komponen yang lebih spesifik seperti kompresor, mungkin butuh waktu lebih lama untuk pengadaan jika tidak tersedia di service center terdekat, tapi ini adalah hal yang wajar untuk hampir semua merek. Secara keseluruhan, saya merasa cukup yakin bahwa dukungan service dan ketersediaan suku cadang untuk AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) tidak akan menjadi masalah besar dalam jangka panjang.

Kelebihan dan Kekurangan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series): Sebuah Tinjauan Jujur

Advertisement

Tidak ada produk yang sempurna, begitu pula dengan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series). Setelah beberapa bulan penggunaan, saya bisa merangkum beberapa kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan:

  • Performa Pendinginan Cepat dan Stabil: Ini adalah highlight utamanya. Ruangan cepat dingin dan suhu terjaga konsisten.
  • Tingkat Kebisingan Rendah: Unit indoor sangat hening, cocok untuk kamar tidur atau ruang kerja.
  • Build Quality Solid: Material terasa kokoh dan finishing rapi, memberikan kesan durabilitas.
  • Desain Minimalis: Mudah menyatu dengan berbagai interior rumah, tidak norak.
  • Efisiensi Daya yang Cukup Baik untuk Kelas Standar: Tidak bikin tagihan listrik melonjak drastis.
  • Harga Kompetitif: Salah satu daya tarik utama, menawarkan value for money yang bagus.
  • Garansi Kompresor Panjang: Memberikan ketenangan pikiran dalam jangka panjang.
  • Fitur Fungsional: Mode Turbo dan Sleep sangat membantu penggunaan sehari-hari.

Kekurangan:

  • Bukan Inverter: Ini bukan kekurangan dalam arti kualitas, tapi lebih ke pilihan teknologi. Bagi yang sangat mementingkan efisiensi energi maksimal dan penggunaan super intensif, AC inverter akan lebih unggul dalam jangka panjang.
  • Fitur Kurang Canggih: Tidak ada fitur pintar seperti Wi-Fi, sensor gerak, atau filter udara HEPA yang lebih kompleks. Ini wajar untuk seri "Standard", tapi perlu dicatat jika Anda mencari teknologi terkini.
  • Ketersediaan Brand Awareness: Merek AUX mungkin belum sepopuler merek lain, yang bisa jadi pertimbangan bagi sebagian orang yang prefer merek "aman". Namun, ini sebenarnya tidak mengurangi kualitas produknya.
  • Remote Control Terkadang Terasa Agak "Basic": Meskipun fungsional, desain remote mungkin tidak semodern atau se-ergonomis remote AC premium.

Perbandingan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) dengan Merek Lain di Kelasnya

Ketika memutuskan membeli AC, saya juga membandingkan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) dengan beberapa merek lain di kelas "standar" atau entry-level hingga mid-range non-inverter. Misalnya, saya sempat melirik Daikin Lite, Sharp Sayonara Panas, atau Panasonic Standard.

  • Vs. Daikin Lite: Daikin memang terkenal dengan keandalannya. Daikin Lite Series menawarkan pendinginan yang stabil dan cukup hemat energi. Namun, harganya cenderung sedikit lebih tinggi daripada AUX dengan kapasitas yang sama. Performa pendinginan awal AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) saya rasa bisa bersaing ketat, bahkan kadang terasa lebih cepat dingin di awal. Daikin mungkin unggul di jaringan service center yang lebih luas, tapi AUX tidak jauh tertinggal.
  • Vs. Sharp Sayonara Panas: Sharp dikenal dengan teknologi Plasmacluster-nya (di beberapa model) dan fitur pendinginan yang kuat. Untuk seri standar, Sharp juga menawarkan harga yang menarik. Namun, dari beberapa review yang saya baca, ada keluhan tentang tingkat kebisingan unit outdoor Sharp yang kadang lebih terasa. Dalam hal ini, AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) terasa lebih hening.
  • Vs. Panasonic Standard: Panasonic juga merupakan pemain lama yang terpercaya. Unit standarnya menawarkan pendinginan yang baik dan daya tahan yang teruji. Harganya pun bersaing. Perbedaan paling mencolok mungkin ada pada desain dan fitur minor. AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) menonjolkan kesederhanaan dan efisiensi core pendinginan, sementara Panasonic mungkin menawarkan sedikit lebih banyak refinement di beberapa detail.

Kesimpulannya, AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini mampu bersaing dengan sangat baik di segmennya. Ia mungkin tidak memiliki brand prestige yang sama dengan raksasa Jepang, tapi dari segi performa inti, build quality, dan value for money, ia adalah pesaing yang sangat tangguh. Bagi Anda yang mencari AC yang straightforward, dingin cepat, hening, dan tidak membuat kantong bolong, AUX ini bisa jadi pilihan yang sangat solid.

Baca juga:  Mengungkap Rahasia Sejuk yang Hemat: Review Jujur AC Midea - Inverter (Seri MSIAF) Setelah Setahun Pemakaian

Pengalaman Penggunaan Dibanding Merek Sebelumnya

Sebelumnya, saya menggunakan AC dari merek "X" (sebut saja begitu) yang sudah berumur hampir 8 tahun. Awalnya performanya lumayan, tapi seiring waktu, ia mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan. Dinginnya tidak lagi secepat dulu, bahkan kadang terasa kurang "nendang" di siang hari yang terik. Suara unit indoor-nya pun mulai berisik, seperti ada getaran yang mengganggu, terutama saat tidur. Dan yang paling parah, tagihan listriknya mulai terasa membengkak, mungkin karena efisiensinya sudah menurun drastis.

Ketika saya beralih ke AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series), perbedaannya terasa sangat signifikan, seperti siang dan malam.

Advertisement

Pertama, kecepatan pendinginan. AC AUX ini benar-benar juara. Dalam hitungan menit, saya sudah merasakan semburan udara dingin yang kuat, tidak seperti AC lama yang butuh waktu lama untuk mendinginkan ruangan. Sensasi "gerah" langsung sirna.

Kedua, tingkat kebisingan. Ini adalah game changer bagi saya. Malam hari saya jadi jauh lebih nyenyak. Tidak ada lagi suara "nguing-nguing" atau getaran yang mengganggu dari unit indoor. Hanya desiran angin sejuk yang menenangkan. Ini sangat membantu kualitas tidur saya.

Ketiga, konsistensi suhu. AC lama saya cenderung "dingin banget lalu hangat lagi", membuat saya sering bolak-balik mengubah set point suhu. Dengan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series), suhu yang saya setel (biasanya 24 atau 25 derajat Celsius) terjaga dengan stabil. Ini membuat ruangan terasa nyaman secara berkelanjutan, tanpa perlu banyak intervensi.

Keempat, dan ini yang paling saya tunggu-tunggu, dampak ke tagihan listrik. Meskipun belum setahun penuh, saya melihat tren penurunan atau setidaknya stabilisasi pada tagihan listrik bulanan saya, padahal intensitas penggunaan AC AUX ini sama atau bahkan sedikit lebih sering dari AC lama. Ini menunjukkan efisiensi yang jauh lebih baik.

Singkatnya, pengalaman beralih ke AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) adalah peningkatan yang sangat positif. Saya merasa mendapatkan kenyamanan pendinginan yang superior dengan biaya operasional yang lebih masuk akal. Ini membuktikan bahwa tidak selalu harus mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan performa yang memuaskan.

Kesimpulan, Tips dan Rekomendasi Penggunaan AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series)

Setelah mengulas panjang lebar, mari kita tarik kesimpulan. Apakah AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini worth it? Jawaban saya adalah: Ya, sangat worth it, terutama jika Anda mencari AC standar yang efisien, handal, dan tidak menguras kantong.

AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) ini sangat cocok untuk:

  • Pengguna Rumahan dengan Anggaran Terukur: Jika Anda mencari AC yang dinginnya cepat, hening, dan hemat listrik untuk penggunaan sehari-hari tanpa perlu fitur-fitur canggih yang mungkin jarang dipakai.
  • Kamar Tidur atau Ruang Keluarga Kecil hingga Menengah: Ukuran PK yang bervariasi dari seri ini (mulai dari 0.5 PK hingga 2 PK) memungkinkan Anda menyesuaikan dengan luas ruangan.
  • Orang yang Prioritaskan Fungsionalitas: Jika Anda lebih mementingkan performa pendinginan inti dan durabilitas daripada desain futuristik atau fitur smart home yang rumit.
  • Pengganti AC Lama yang Sudah Boros: Ini adalah upgrade yang signifikan dalam hal efisiensi dan kenyamanan.

Tips Penggunaan dan Perawatan untuk AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) Anda:

  1. Bersihkan Filter Secara Rutin: Ini adalah kunci efisiensi dan kualitas udara. Saya merekomendasikan membersihkannya setiap 2-4 minggu, tergantung frekuensi penggunaan.
  2. Lakukan Cuci AC Berkala: Minimal 3-6 bulan sekali, panggil teknisi untuk membersihkan unit indoor dan outdoor secara menyeluruh. Ini akan menjaga performa dan memperpanjang umur AC.
  3. Gunakan Mode "Sleep" di Malam Hari: Selain hemat energi, juga menjaga kenyamanan tidur Anda.
  4. Pastikan Pintu dan Jendela Tertutup Rapat: Ini adalah dasar, tapi sering diabaikan. AC akan bekerja lebih keras dan boros jika ada celah.
  5. Set Suhu yang Ideal: Jangan menyetel suhu terlalu rendah (misalnya di bawah 22 derajat Celsius) jika tidak diperlukan. Suhu 24-26 derajat Celsius sudah cukup nyaman dan lebih hemat energi.

Secara keseluruhan, AUX – Standard (FAR3/QCR3 Series) telah membuktikan dirinya sebagai pilihan yang solid di pasar AC standar. Ia mungkin tidak memiliki nama besar atau gembar-gembor teknologi terbaru, tapi ia menjalankan tugas utamanya dengan sangat baik: mendinginkan ruangan Anda dengan cepat, hening, dan efisien. Ini adalah bukti bahwa kualitas dan kenyamanan tidak selalu harus datang dengan harga premium.

Bagaimana dengan pengalaman Anda? Apakah Anda juga pengguna AC AUX? Atau mungkin Anda punya rekomendasi AC lain yang menurut Anda worth it? Jangan ragu untuk berbagi pengalaman dan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini. Mari kita diskusikan lebih lanjut!

Advertisement

Menjelajahi Kesejukan Premium yang Terjangkau: Review Mendalam AUX - Standard (FAR3/QCR3 Series)

Advertisement
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement