Posted on Leave a comment

Review Mendalam Xiaomi Redmi 13C 4G: Apakah Smartphone Sejutaan Ini Layak Dimiliki?

Advertisement

Beberapa waktu lalu, saya sempat kepikiran untuk ganti atau setidaknya punya smartphone cadangan. Bukan karena HP utama saya rusak, tapi lebih ke arah rasa penasaran: apakah di era teknologi yang makin canggih ini, kita masih bisa menemukan smartphone dengan harga sejutaan yang benar-benar bisa diandalkan? Apalagi, dengan begitu banyaknya pilihan di pasaran, mencari yang pas itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Nah, di tengah pencarian itu, muncullah satu nama yang terus-menerus disebut: Xiaomi Redmi 13C 4G.

Jujur saja, Xiaomi selalu punya tempat spesial di hati para pencari value for money. Mereka punya reputasi sebagai "rajanya" HP murah dengan spesifikasi yang nggak kaleng-kaleng. Tapi, apakah Redmi 13C ini benar-benar bisa meneruskan tradisi itu? Apakah ia sekadar gimik harga murah, atau memang punya daya tarik yang lebih dalam? Penasaran kan? Yuk, kita bedah tuntas Xiaomi Redmi 13C 4G ini dari berbagai sisi, seolah-olah kita sedang ngobrol santai sambil ngopi.

Desain & Build Quality: Lebih dari Sekadar Harga Sejutaan

Saat pertama kali memegang Xiaomi Redmi 13C 4G, kesan pertama yang muncul adalah: "Wah, ini kok nggak kayak HP sejutaan?" Serius, ekspektasi saya untuk smartphone di rentang harga ini biasanya adalah bodi yang terasa ringkih, plastik murahan, atau desain yang gitu-gitu aja. Tapi, Redmi 13C ini berhasil mematahkan ekspektasi tersebut.

Desainnya mengusung gaya flat frame yang sedang hype belakangan ini, mirip-mirip smartphone flagship sebelah. Ini memberikan kesan modern dan kokoh. Walaupun materialnya didominasi plastik, finishing-nya terasa premium. Ada tekstur doff di bagian belakang yang bikin sidik jari nggak gampang nempel, dan itu nilai plus banget buat saya yang sering banget sebel lihat bekas sidik jari di HP. Pilihan warnanya juga menarik, ada Midnight Black, Navy Blue, Glacier White, dan Clover Green. Kebetulan saya pegang yang Navy Blue, dan warnanya terlihat elegan sekaligus stylish.

Modul kameranya didesain cukup menonjol dengan dua lingkaran besar yang seolah-olah berisi tiga kamera dan satu LED flash. Sekilas memang terlihat mewah, meskipun sebenarnya hanya dua kamera yang benar-benar fungsional (kamera utama dan makro, sedangkan satu lagi adalah depth sensor). Penempatan tombol-tombolnya juga ergonomis. Tombol power yang merangkap sebagai fingerprint sensor ada di sisi kanan, mudah dijangkau jempol (untuk pengguna tangan kanan) atau telunjuk (untuk pengguna tangan kiri). Respon fingerprint sensor-nya juga cepat dan akurat, jarang banget gagal. Di sisi kiri ada slot SIM tray yang uniknya mendukung dua kartu SIM dan satu kartu microSD secara bersamaan, ini rare banget di HP zaman sekarang!

Bagian bawahnya ada port USB Type-C (hore, bukan micro-USB lagi!), speaker grill, dan satu hal yang bikin hati adem: audio jack 3.5mm! Ya, di tahun 2024 ini, headphone jack masih jadi penyelamat bagi banyak orang yang ogah ribet dengan dongle atau earbuds wireless. Secara keseluruhan, untuk kelas harganya, build quality Xiaomi Redmi 13C 4G ini patut diacungi jempol. Rasanya mantap digenggam, tidak licin, dan seolah-olah harganya jauh lebih mahal dari yang sebenarnya.

Layar: Luas, Mulus, tapi Ada "Tapi"-nya

Begitu menyalakan Xiaomi Redmi 13C 4G, yang langsung mencuri perhatian adalah layarnya yang luas. Dengan bentang 6.74 inci, rasanya lega banget buat nonton YouTube, scroll TikTok, atau sekadar baca berita. Ukuran segini memang bikin pengalaman multimedia jadi lebih imersif. Panel yang digunakan adalah IPS LCD, yang memang sudah jadi standar di kelas ini.

Review Mendalam Xiaomi Redmi 13C 4G: Apakah Smartphone Sejutaan Ini Layak Dimiliki?

Nah, poin menariknya adalah refresh rate 90Hz. Ini adalah salah satu selling point utama layar Xiaomi Redmi 13C 4G. Begitu saya aktifkan 90Hz, langsung terasa perbedaannya. Scrolling di media sosial, berpindah aplikasi, atau sekadar swipe di interface terasa jauh lebih mulus dan responsif dibanding HP 60Hz. Efeknya memang bikin mata lebih nyaman dan pengalaman penggunaan jadi lebih "premium". Rasanya seperti naik kelas, padahal harganya tetap di kelas bawah.

Advertisement

Tapi, ada "tapi"-nya nih. Dengan ukuran layar 6.74 inci, resolusi yang ditawarkan hanya HD+ (720 x 1600 piksel). Jujur saja, ini memang salah satu kompromi yang harus diterima di kelas harga ini. Kalau diperhatikan baik-baik dari jarak dekat, pikselnya memang sedikit terlihat, terutama di teks-teks kecil atau ikon aplikasi. Namun, untuk penggunaan sehari-hari seperti nonton video atau browsing santai, pixel density ini masih bisa diterima kok. Nggak sampai mengganggu banget, apalagi kalau kamu bukan tipe orang yang super detail dan kritis.

Baca juga:  Menjelajahi Google Pixel 6a: Mengapa Ponsel Mid-Range Ini Tetap Jadi Pilihan Cerdas di Tengah Gempuran Kompetitor

Tingkat kecerahannya lumayan, dengan peak brightness mencapai 600 nits. Di dalam ruangan, layarnya terlihat cukup terang dan nyaman. Ketika saya coba pakai di luar ruangan di bawah sinar matahari langsung, layarnya masih bisa terlihat, meskipun tentu saja tidak sejelas smartphone dengan layar AMOLED atau kecerahan yang jauh lebih tinggi. Proteksi layarnya juga sudah menggunakan Corning Gorilla Glass (meskipun tidak disebutkan versi spesifiknya, biasanya di kelas ini adalah Gorilla Glass 3), jadi setidaknya ada sedikit rasa aman dari goresan-goresan ringan. Secara keseluruhan, layar Redmi 13C ini memberikan pengalaman yang cukup memuaskan untuk harganya, terutama berkat refresh rate 90Hz-nya yang bikin betah.

Performa & Hardware: Helio G85 yang Masih Bertaji

Jantung dari Xiaomi Redmi 13C 4G adalah chipset MediaTek Helio G85. Ini bukan chipset baru, tapi sudah terbukti keandalannya di banyak smartphone entry-level lainnya. Helio G85 ini dibangun dengan arsitektur 12nm dan memiliki konfigurasi octa-core (dua core Cortex-A75 ngebut 2.0 GHz dan enam core Cortex-A55 irit daya 1.8 GHz), serta GPU Mali-G52 MC2 untuk urusan grafis.

Bagaimana performanya di dunia nyata? Untuk penggunaan sehari-hari, performa Xiaomi Redmi 13C 4G ini terasa cukup gesit. Scrolling di Instagram, TikTok, Facebook, browsing Chrome dengan banyak tab, atau berpindah antar aplikasi, semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada lag yang berarti, apalagi kalau kita mengaktifkan refresh rate 90Hz. Membuka aplikasi memang tidak seinstan smartphone flagship, tapi jedanya masih dalam batas wajar dan tidak bikin frustrasi.

Untuk urusan RAM dan storage, Redmi 13C hadir dengan beberapa pilihan konfigurasi: 4GB RAM dengan 128GB storage, 6GB RAM dengan 128GB storage, dan bahkan ada varian 8GB RAM dengan 256GB storage. Varian yang saya pegang adalah 6GB/128GB, dan itu sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan saya. Apalagi ada fitur RAM expansion yang bisa meminjam sebagian storage untuk dijadikan RAM virtual, sehingga total RAM bisa mencapai 12GB (untuk varian 6GB fisik). Ini cukup membantu untuk multitasking yang lebih berat.

Bagaimana dengan gaming? Ini pertanyaan klasik untuk HP sejutaan. Saya coba beberapa game populer. Untuk game ringan seperti Mobile Legends atau Free Fire, Redmi 13C 4G bisa menjalankannya dengan sangat baik di pengaturan grafis tinggi, frame rate stabil, dan minim lag. Pengalaman bermainnya mulus dan menyenangkan. Untuk game yang lebih menuntut seperti PUBG Mobile, saya harus menurunkan pengaturan grafis ke smooth dengan frame rate ultra untuk mendapatkan pengalaman bermain yang nyaman. Jangan berharap bisa main Genshin Impact di pengaturan tertinggi ya, itu terlalu muluk-muluk untuk chipset ini. Tapi, di pengaturan paling rendah, Genshin masih bisa dimainkan, meskipun dengan frame rate yang pas-pasan dan kadang stuttering.

Selama penggunaan intensif, termasuk bermain game, suhu Redmi 13C ini tetap terjaga dengan baik. Tidak ada gejala overheating yang mengkhawatirkan, hanya hangat wajar di bagian belakang bodi. Jadi, untuk kebutuhan daily driver yang mencakup media sosial, browsing, streaming, dan gaming kasual, Helio G85 di Redmi 13C 4G ini masih sangat bisa diandalkan.

Kamera: Cukup untuk Abadikan Momen Sehari-hari

Review Mendalam Xiaomi Redmi 13C 4G: Apakah Smartphone Sejutaan Ini Layak Dimiliki?

Bagian kamera di smartphone entry-level memang seringkali jadi area kompromi terbesar. Xiaomi Redmi 13C 4G datang dengan konfigurasi tiga kamera belakang, meskipun seperti yang sudah saya singgung di awal, tidak semuanya fungsional sebagai kamera independen. Kamera utamanya punya resolusi 50MP dengan aperture f/1.8 dan fitur PDAF (Phase Detection AutoFocus) yang membantu fokus lebih cepat. Dua kamera sisanya adalah 2MP kamera makro (f/2.4) dan 2MP depth sensor (f/2.4). Di bagian depan, ada kamera selfie 8MP (f/2.0).

Bagaimana hasil foto Xiaomi Redmi 13C 4G? Di kondisi cahaya yang ideal (siang hari, outdoor), kamera utamanya mampu menghasilkan foto yang cukup baik. Detailnya lumayan tajam, warna yang dihasilkan juga cenderung natural, tidak terlalu oversaturated. Dynamic range-nya juga lumayan, meskipun terkadang area terang atau gelap bisa sedikit overexposed atau underexposed. Fitur 50MP-nya memang bisa menangkap detail lebih banyak, tapi ukuran filenya jadi besar dan tidak selalu relevan untuk penggunaan sehari-hari. Mode otomatisnya sudah cukup pintar dengan bantuan AI untuk mengenali skenario dan menyesuaikan pengaturan.

Advertisement

Kamera makro 2MP-nya? Jujur saja, ini lebih ke arah "ada" daripada "berguna". Resolusi 2MP sangat terbatas detailnya, dan butuh kesabaran ekstra untuk mendapatkan fokus yang pas. Kalau kamu suka foto objek-objek kecil, mungkin masih bisa sedikit dimanfaatkan, tapi jangan berharap kualitas yang setara dengan lensa makro sungguhan. Depth sensor 2MP-nya bekerja sama dengan kamera utama untuk menghasilkan efek bokeh di mode potret. Hasil bokeh-nya lumayan rapi, pemisahan antara subjek dan background cukup akurat, meskipun kadang ada sedikit miss di bagian pinggir.

Untuk kondisi low light atau malam hari, performa kameranya memang menurun drastis, seperti kebanyakan HP di kelas ini. Noise mulai muncul, detail berkurang, dan warnanya jadi sedikit pudar. Redmi 13C tidak punya dedicated Night Mode yang bisa membantu banyak di kondisi gelap, jadi mengandalkan mode otomatis saja. Kamera selfie 8MP-nya juga cukup baik di kondisi cahaya terang, cocok untuk video call atau selfie di tempat terang. Hasilnya cukup detail dan warnanya natural. Untuk perekaman video, baik kamera depan maupun belakang bisa merekam hingga resolusi 1080p pada 30fps. Kualitasnya standar, tanpa stabilisasi yang signifikan, jadi pastikan tanganmu stabil saat merekam.

Baca juga:  Vivo X90 Pro: Menguak Sang Juara Kamera dalam Genggaman Saya

Secara keseluruhan, kamera Xiaomi Redmi 13C 4G ini cukup untuk mengabadikan momen-momen penting sehari-hari, sharing di media sosial, atau video call santai. Jangan berharap hasil yang setara smartphone kelas menengah ke atas, tapi untuk harganya, ini sudah cukup memuaskan.

Baterai & Pengisian Daya: Jumbo yang Bikin Tenang

Salah satu highlight yang bikin saya langsung tertarik dengan Xiaomi Redmi 13C 4G adalah kapasitas baterainya yang jumbo: 5000mAh. Angka ini memang sudah jadi standar di banyak smartphone zaman sekarang, tapi di kelas harga sejutaan, kombinasi 5000mAh dengan chipset yang efisien seperti Helio G85 itu adalah resep jitu untuk daya tahan baterai yang luar biasa.

Pengalaman saya menggunakan Redmi 13C ini, baterainya benar-benar bikin tenang. Untuk penggunaan normal sehari-hari (media sosial, browsing, streaming video, sedikit gaming), saya bisa dengan mudah mendapatkan screen-on time lebih dari 8 jam, bahkan seringkali mencapai 9-10 jam. Ini berarti, dari pagi sampai malam, saya nggak perlu khawatir mencari colokan listrik. Bahkan, kalau penggunaan saya tidak terlalu intensif, baterainya bisa bertahan sampai satu setengah hari. Ini sangat ideal untuk kamu yang sering di luar rumah, driver online, atau sekadar nggak mau repot bolak-balik nge-charge.

Nah, untuk urusan pengisian daya, Redmi 13C ini mendukung fast charging 18W. Sayangnya, di dalam kotak penjualannya, Xiaomi hanya menyertakan charger 10W. Ini memang sedikit mengecewakan, karena untuk merasakan kecepatan fast charging 18W-nya, kita harus membeli charger terpisah. Dengan charger 10W bawaan, mengisi daya dari 0% sampai 100% membutuhkan waktu sekitar 2 jam 30 menit hingga 3 jam. Ini memang terasa agak lama di zaman sekarang. Kalau pakai charger 18W, waktu pengisiannya bisa terpangkas jadi sekitar 2 jam, lumayan lah.

Meskipun pengisian dayanya tidak secepat kilat, daya tahan baterai yang superior ini benar-benar menutupi kekurangannya. Kamu bisa nge-charge semalaman dan lupakan kekhawatiran baterai habis di tengah aktivitas seharian. Ini adalah salah satu selling point terkuat dari baterai Xiaomi Redmi 13C 4G.

Software & Fitur Tambahan: MIUI yang Penuh Fitur

Xiaomi Redmi 13C 4G saat rilis dibekali dengan MIUI 14 berbasis Android 13. Xiaomi juga telah memberikan update ke HyperOS berbasis Android 14 untuk beberapa unit. MIUI (atau sekarang HyperOS) adalah salah satu custom UI Android yang paling kaya fitur dan paling banyak dikustomisasi.

Pengalaman menggunakan MIUI di Redmi 13C ini secara umum cukup mulus. Navigasi interface-nya intuitif, dan ada banyak sekali fitur yang bisa kita eksplorasi. Mulai dari floating windows untuk multitasking, second space untuk memisahkan akun pribadi dan pekerjaan, Game Turbo untuk optimasi gaming, hingga berbagai gesture dan opsi kustomisasi tampilan. Ini adalah keuntungan tersendiri bagi kamu yang suka ngoprek dan personalisasi smartphone.

Namun, seperti kebanyakan smartphone Xiaomi, ada sedikit "bloatware" atau aplikasi bawaan yang mungkin tidak semua orang butuhkan. Beberapa di antaranya bisa di-uninstall, tapi ada juga yang tidak. Notifikasi iklan dari aplikasi bawaan Xiaomi juga terkadang muncul, meskipun bisa diatur untuk diminimalisir. Ini adalah trade-off kecil untuk mendapatkan smartphone dengan harga terjangkau.

Advertisement

Salah satu fitur tambahan yang sangat penting di Xiaomi Redmi 13C 4G (terutama di varian Indonesia) adalah kehadiran NFC. Ya, kamu nggak salah baca! NFC di smartphone sejutaan itu adalah sebuah kemewahan. Ini artinya, kamu bisa pakai HP ini untuk top-up e-money, tap-in transportasi publik, atau melakukan pembayaran nirkabel dengan sangat mudah. Ini adalah nilai plus yang sangat besar dan membuat Redmi 13C jauh lebih fungsional dibandingkan pesaingnya di kelas harga yang sama.

Untuk urusan audio, Redmi 13C hanya dibekali single speaker di bagian bawah. Kualitas suaranya standar, cukup jelas untuk notifikasi atau video call, tapi untuk mendengarkan musik atau nonton film, saya sangat merekomendasikan menggunakan headphone atau earphone (untungnya ada jack 3.5mm!). Fitur biometriknya juga lengkap, fingerprint sensor di samping yang cepat dan akurat, serta face unlock yang juga responsif di kondisi cahaya cukup.

Secara keseluruhan, software MIUI/HyperOS di Redmi 13C menawarkan pengalaman yang kaya fitur dan user-friendly, dengan bonus NFC yang sangat berharga.

Kelebihan & Kekurangan: Pro dan Kontra Xiaomi Redmi 13C 4G

Setelah menggunakan dan mengulik Xiaomi Redmi 13C 4G ini, mari kita rangkum apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Xiaomi Redmi 13C 4G:

  • Desain Modern & Build Quality Baik: Dengan flat frame dan finishing doff, HP ini terlihat lebih mahal dari harganya. Material plastiknya terasa kokoh.
  • Layar Luas dengan Refresh Rate 90Hz: Memberikan pengalaman visual yang mulus dan imersif, sangat jarang di kelas harga ini.
  • Baterai 5000mAh yang Tahan Lama: Daya tahannya luar biasa, bisa dipakai seharian penuh bahkan lebih, sangat cocok untuk pengguna aktif.
  • Performa Cukup untuk Daily Driver & Gaming Ringan: Helio G85 masih sangat mumpuni untuk kebutuhan sehari-hari dan gaming kasual.
  • Harga Sangat Terjangkau: Ini adalah nilai jual utamanya, menawarkan fitur yang cukup lengkap dengan budget minimal.
  • Ada NFC: Fitur NFC di HP sejutaan adalah bonus yang sangat berharga untuk transaksi non-tunai.
  • Triple Slot SIM & microSD: Bisa menggunakan dua SIM dan satu microSD secara bersamaan, sangat fleksibel.
  • Audio Jack 3.5mm: Masih tersedia untuk pengguna headphone kabel.
Baca juga:  Mencicipi Galaxy M53: Pengalaman Pribadi dengan Mid-Ranger Penuh Kejutan (dan Sedikit Kekurangan)

Kekurangan Xiaomi Redmi 13C 4G:

  • Resolusi Layar HD+: Di bentang layar 6.74 inci, kerapatan pikselnya terasa kurang tajam jika diperhatikan detail.
  • Pengisian Daya Agak Lambat (dengan Charger Bawaan): Meskipun mendukung 18W, hanya dibekali charger 10W yang membuat pengisian jadi lama.
  • Kamera Medioker di Kondisi Low Light: Performa kamera menurun drastis di cahaya minim, tanpa Night Mode yang efektif. Kamera makro 2MP juga kurang fungsional.
  • Speaker Mono: Kualitas audio dari speaker internal standar dan hanya mono.
  • Adanya Bloatware & Iklan di MIUI: Meskipun bisa diatur, beberapa aplikasi bawaan dan notifikasi iklan mungkin mengganggu sebagian pengguna.

Perbandingan dengan Handphone Lain di Kelasnya

Di rentang harga sejutaan, persaingan memang sangat ketat. Xiaomi Redmi 13C 4G berhadapan langsung dengan beberapa smartphone populer lainnya seperti Samsung Galaxy A05, Realme C51/C53, dan Infinix Smart 8/Hot 40i. Mari kita lihat di mana posisi Redmi 13C ini.

  • Layar: Redmi 13C unggul dengan refresh rate 90Hz-nya yang mulus, meskipun resolusinya masih HD+. Beberapa pesaing seperti Realme C51/C53 juga menawarkan 90Hz, sementara Galaxy A05 masih 60Hz.
  • Performa: Helio G85 di Redmi 13C adalah salah satu chipset terbaik di kelas ini untuk performa seimbang antara daily use dan gaming ringan. Samsung Galaxy A05 dengan Helio G85-nya punya performa mirip. Realme C51/C53 seringkali pakai chipset UNISOC T612 yang sedikit di bawah Helio G85 untuk gaming, tapi cukup untuk harian.
  • Kamera: Kualitas kamera di kelas ini cenderung mirip, semuanya cukup di kondisi terang dan lemah di low light. Redmi 13C dengan 50MP-nya cukup standar, sama seperti pesaingnya yang juga mengandalkan sensor utama besar.
  • Baterai: Hampir semua smartphone di kelas ini menawarkan baterai 5000mAh. Jadi, daya tahan baterai Redmi 13C setara dengan pesaingnya.
  • Fitur Tambahan: Ini yang bikin Xiaomi Redmi 13C 4G menonjol. Kehadiran NFC adalah game changer yang tidak selalu ada di pesaingnya, terutama di harga sejutaan. Realme C53 memang punya NFC, tapi dengan harga yang sedikit lebih tinggi. Dual SIM + microSD slot juga jadi nilai plus.

Secara keseluruhan, Redmi 13C berhasil menawarkan paket yang sangat kompetitif. Ia tidak hanya mengandalkan harga murah, tapi juga spesifikasi yang solid dan fitur tambahan yang seringkali absen di kelasnya. Fitur 90Hz dan NFC adalah dua hal yang paling membuatnya menonjol dibandingkan mayoritas pesaingnya.

Kesimpulan & Rekomendasi Penggunaan: Worth It untuk Siapa?

Setelah kita bedah tuntas, tibalah saatnya untuk menarik benang merahnya. Xiaomi Redmi 13C 4G adalah smartphone yang berhasil memberikan value for money yang luar biasa di segmen harga sejutaan. Ia memang punya beberapa kompromi (terutama di layar HD+ dan pengisian daya yang agak lambat dengan charger bawaan), tapi kelebihan-kelebihan yang ditawarkannya jauh lebih banyak dan terasa signifikan.

Untuk siapa HP ini cocok?

  • Pelajar dan Mahasiswa: Dengan harga yang terjangkau, performa yang cukup untuk belajar online, media sosial, dan gaming ringan, serta baterai awet, Redmi 13C adalah pilihan yang sangat logis.
  • Pengguna Basic: Kamu yang hanya butuh smartphone untuk komunikasi, media sosial, browsing, streaming, dan sesekali ambil foto, Redmi 13C akan melayani dengan baik.
  • Driver Ojol atau Pekerja Lapangan: Baterai 5000mAh yang tahan lama adalah penyelamat. Kamu nggak perlu khawatir kehabisan daya saat lagi di jalan. Fitur NFC juga sangat membantu untuk transaksi.
  • Orang Tua atau Anak-Anak: Mudah digunakan, kokoh, dan tidak terlalu mahal jika terjadi apa-apa.
  • Sebagai Second Phone: Jika kamu butuh HP cadangan dengan daya tahan baterai super dan bisa diandalkan, ini pilihan yang pas.

Apakah price-to-value HP ini worth it?

Advertisement

Menurut saya, Xiaomi Redmi 13C 4G ini sangat worth it dengan harga yang ditawarkan. Kamu mendapatkan desain yang modern, layar 90Hz yang mulus, performa yang mumpuni untuk daily driver dan gaming kasual, baterai yang super awet, dan yang paling penting, fitur NFC yang sangat fungsional di era sekarang. Komprominya sebanding dengan apa yang kamu dapatkan. Ini adalah smartphone yang tidak hanya murah, tapi juga fungsional dan bisa diandalkan.

Jadi, jika kamu sedang mencari smartphone baru dengan budget ketat tapi tidak mau mengorbankan terlalu banyak fitur dan performa dasar, Xiaomi Redmi 13C 4G adalah salah satu kandidat terkuat yang patut kamu pertimbangkan. Ia membuktikan bahwa murah bukan berarti murahan.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu sudah punya pengalaman dengan Xiaomi Redmi 13C 4G ini? Atau ada smartphone lain di kelas harga yang sama yang menurutmu lebih menarik? Yuk, bagikan pengalaman dan pendapatmu di kolom komentar di bawah!

Review Mendalam Xiaomi Redmi 13C 4G: Apakah Smartphone Sejutaan Ini Layak Dimiliki?

Advertisement
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement